Taiwan Minta Dukungan Untuk Jadi Anggota Interpol

2 weeks ago 22
Tim bola basket profesional bekerja sama dengan kepolisian dalam kampanye "Kesadaran Penipuan". Direktur Jenderal NPA Taiwan, Chang Jung-hsin, mengenakan jersey nomor 165, simbol Layanan Anti-Penipuan, di acara pembukaan pertandingan. (Foto: TETO)

SinarHarapan.id –  Taiwan aktif bekerja sama dengan mitra global dalam penyelidikan kejahatan dan memiliki kapasitas penegakan hukum yang kuat. Pertukaran informasi secara langsung sangat penting untuk memberantas kejahatan transnasional. Namun, pengecualian Taiwan dari Interpol membatasi aksesnya pada intelijen penting yang seringkali tertunda, menghambat upaya untuk membendung kejahatan lintas negara.

Penegakan Hukum Internasional

Konstitusi Interpol mengamanatkan dukungan timbal balik di antara otoritas kepolisian kriminal global. Kejahatan transnasional semakin marak, diperburuk oleh kemajuan teknologi informasi. Kejahatan kini bersifat lintas batas, terorganisasi, dan anonim, termasuk transaksi daring yang mengancam keamanan masyarakat. Kolaborasi internasional, berbagi informasi, dan bantuan timbal balik menjadi esensial untuk melawan kejahatan transnasional, sejalan dengan Konstitusi Interpol.

Chou Yew-woei, Komisaris Biro Investigasi Kriminal Republic of China (Taiwan). (Foto: TETO)

Memperkuat kerja sama lintas batas, meningkatkan kapasitas penegakan, dan menegakkan keadilan menjadi prioritas global. Pada Hari Kerja Sama Kepolisian Internasional, Presiden Interpol Ahmed Naser Al-Raisi menekankan pentingnya berbagi intelijen dan sumber daya untuk menghadapi ancaman global seperti kejahatan transnasional, perdagangan manusia, dan terorisme. Negara-negara dapat menganalisis tren kejahatan untuk menemukan peluang investigasi dan bekerja sama secara efektif.

Tema kerja sama kepolisian internasional tahun ini—integritas, akuntabilitas, dan pengawasan kepolisian—mencerminkan nilai-nilai penting bagi keamanan global. Taiwan, dengan posisinya yang strategis, berupaya memperkuat hubungan internasional dan berbagi intelijen demi masa depan yang aman bagi semua pihak.

Diakui Dunia

Taiwan mengelola sistem kepolisian, peradilan, keuangan, perdagangan, penerbangan, maritim, dan pengendalian perbatasan sendiri. Pengalamannya dalam memberantas kejahatan transnasional seperti penipuan telekomunikasi, perdagangan narkoba, serangan siber, kejahatan terorganisasi, dan terorisme menunjukkan komitmennya dalam mempromosikan perdamaian dan melindungi yang rentan. Petugas Taiwan yang terlatih baik telah menjadikan Taiwan sebagai mitra tepercaya, dengan pencapaiannya diakui secara internasional.

Survei iklim bisnis menunjukkan keamanan Taiwan menarik bagi investor asing. Sedangkan Kamar Dagang Amerika di Taiwan pada 2024 menegaskan bahwa tingkat keselamatan pribadi yang tinggi menjadi daya tarik utama bagi ekspatriat. Kemudian, survei ekspatriat juga menempatkan Taiwan sebagai salah satu negara paling layak huni, dengan kualitas hidup, keamanan, dan layanan kesehatan yang sangat baik.

 Tak Lengkap Tanpa Taiwan

Paspor Taiwan memungkinkan akses bebas visa ke lebih dari 160 negara. Namun, sindikat kriminal di negara lain telah menyalahgunakan paspor Taiwan untuk aktivitas ilegal, yang mengancam keamanan internasional. Kurangnya akses Taiwan ke intelijen terbaru tentang kejahatan seperti penipuan dan perdagangan narkoba menghambat upaya pencegahan dan penanggulangan.

Pada 2017, warga Australia, Lisa Lines, melarikan diri ke Taiwan setelah melakukan kejahatan berat. Taiwan, yang tidak mendapat pemberitahuan red notice dari Interpol, baru mengetahui kasus ini pada 2023 dari permintaan bantuan Australia. Taiwan segera melakukan investigasi dan bekerja sama, yang mengarah pada penangkapan Lines. Pada 2024, INTERPOL meminta Taiwan berbagi keahliannya tentang pembajakan digital setelah penyelidikannya tentang siaran ilegal Olimpiade, untuk melindungi hak kekayaan intelektual.

Perlu Dukungan Global

Sebuah artikel dari Australian Strategic Policy Institute menyoroti peran penting Taiwan dalam memberantas kejahatan transnasional, khususnya perdagangan manusia. Meski dukungan internasional luas, Taiwan tetap tidak bisa mengakses basis data intelijen INTERPOL, membatasi efektivitas investigasi kejahatan lintas negara. Status pengamat bagi Taiwan di INTERPOL akan memperkuat keamanan global, menegakkan keadilan, dan mengurangi pengaruh politik dalam memerangi kejahatan global.

Taiwan mengharapkan dukungan internasional agar dapat berpartisipasi sebagai pengamat di pertemuan tahunan INTERPOL. Ini akan memungkinkan lembaga penegak hukum Taiwan terlibat dengan negara-negara anggota, menghadiri pelatihan, dan berbagi keahlian. Taiwan tetap berkomitmen meningkatkan keamanan, mengurangi bahaya, dan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk melawan kejahatan transnasional.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |